Dahulu kala hdplah 2 sahabat yaitu 2 kurcaci & 2 tikus. Setiap hari
mrk berkeliaran dlm labirin mencari keju. Para tikus menggunakan metode
trial & error, msk ke salah satu lorong & segera brpindah ke
tempat lain. Berbeda dg kedua kurcaci yg menggunakan metode kemampuan
berpikir mrk utk menemukan keju.
Suatu hari tjd hal yg mengejutkan. Kejunya ternyata sdh hbs. Kedua tikus
sadar bhw situasi sdh berubah, krn itu tanpa membuang wkt, mrk
memutuskan utk berubah jg. Sgr mrk mengangkat hidung, mengendus &
berlari ke labirin yg lain utk menemukan keju baru.
Tdk demikian
halnya dg kurcaci. Mrk tak siap menghadapi kenyataan ini. Alih2
mengambil tindakan, mrk berteriak2, berkacak pinggang & mengomel
berkepanjangan. "Ini tdk adil. Siapa yg memindahkan keju kita ?"
Temannya menjawab," ini kecerobohanmu, kalau saja kamu memperhatikan bhw
persediaan keju kita semakin menipis, hal ini tak mgkn tjd !"
Mrk pun mulai menganalisa. "Pasti ada org jahat yg hendak mempermainkan
kita. Kita hrs mencari tahu." Berhari2 mrk mendiskusikan masalah ini, tp
kejunya tak kunjung tiba. Kini mrk benar2 merasa lemas & tak
bertenaga.
Kalau dicermati dr cerita di atas, perilaku kita
memang mirip kurcaci. Krisis berkepanjangan namun masih blm mampu
mengambil tindakan & hanya pandai dlm analisa kejadian.
Yang membuat suasana makin runyam sebenarnya bukanlah krisis itu sendiri, tp respon kita terhadap krisis
BY MAS WID