Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Pernah-pernik kisah kehidupan berumah
tangga kadang membuat saya sedih, tapi banyak juga yang membuat saja
tersenyum ketika membaca atau mendengarnya.
Seperti Ibu saya.
Pernah suatu ketika ayah saya sedikit marah kepada Ibu saya. Ibu saya
tak mau berkomentar atau membalas dengan kemarahan serupa. Hanya saja,
langsung masuk ke kamar dan menangis sejadinya.
Kalau sudah begitu, ayah saya luluh juga, kemudian minta maaf karena
mungkin telah berlaku kasar atau marah yang kadang hanya karena
persoalan sepele saja. Untuk mereka berdua, salam cinta, semoga dirumah
baik-baik saja
Ada cerita dari dosen dan juga “guru mengaji “
saya. Suatu ketika istrinya bepergian untuk urusan tertentu dan sang
suaminya belum berkesempatan menemani karena alasan kesibukan.
Perjalanan cukup jauh dan melelahkan.
Dalam kondisi seperti
itu, istrinya ingin sekali mendapatkan hiburan dari suaminya. Yah,
sebuah SMS menanyakan kabarnya cukuplah. Tapi itu tidak dilakukan oleh
suaminya. Dan tentu saja, istrinya bete. “Suamiku tega sekali, nggak
khawatir apa dengan diriku” begitu kira-kira.
Setelah urusan
selesai, pulanglah sang istri ke rumah. Mengucapkan salam lantas masuk
kerumahnya. Apa yang terjadi, ternyata suaminya biasa saja. Tak
mengekspresikan rasa kangennya kepada istrinya. Dan bagi istrinya,
ibarat sebuah pertandingan, itu merupakan pukulan telak, kecewa..kecewa.
Awalnya suaminya cuek saja. Tapi pada akhirnya dia menyadari
bahwa sikapnya kurang benar. Ya, setidaknya membukakan pintu dan
tersenyum sambil basa-basi menanyakan apakah perjalanannya baik-baik
saja itu cukup.
Tapi sayang, hal itu tak dilakukannya. Dia baru
sadar ketika melihat gelagat istrinya yang lagi benar-benar BT alias
butuh tatih tayang….
Ada juga kisah imajinatif yang inspiratif….tentang ayam dan bebek.
Suatu ketika sepasang pengantin baru berjalan-jalan menikmati indahnya
perkampungan yang masih belum tersentuh bising dan aroma kota. Ketika
mereka bercanda, tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan
“Kuek.kuek..kuek”
“Dengar sayang, ada ayam” kata istrinya
“bukan..bukan, itu suara bebek” kata suaminya.
“nggak, itu suara ayam” istrinya bersikeras.
“istriku..itu suara bebek, suara ayam itu bunyinya kukururyuuuuk, kalau
bebek itu ya kuek..kuek..kuek, nah itu bebek sayang, bukan ayam “kata
suaminya mencoba menjelaskan.
“Nggak, aku yakin itu suara ayam” kata istrinya
“Sayang, itu bebek, kamu ini..kamuuuuuuuu” suaminya agak kesal
seketika itu basahlah pipi istrinya, dia menangis sambil tersendu tapi tetap berkata.
“Aku yakin itu ayam, bukan bebek” masih kata istrinya.
Kemudian sang suami sadar tak mau ribut lagi dan berkata.
“Ya kamu benar sayang, itu suara ayam” kata suaminya bersamaan dengan suara dari kejauhan ..kuek..kuek..kuek..
Kadang seorang suami memang perlu bersikap demikian. Untuk sesuatu yang
kecil dan sepele tak perlu terlalu diributkan. Yang terpenting adalah
membangun keharmonisan rumah tangga. Pertikaian dan hancurnya rumah
tangga seringkali terjadi karena kita meributkan hal-hal sepele. Maka
dari itu, untuk mencegahnya kita perlu sesekali memahami isi hati
seorang wanita yang kita cintai itu
Dan pada akhirnya, untuk
menghormati dia, seorang wanita yang kita cintai, kita perlu bersikap
bijaksana. Itu semua perlu dilakukan, seperti syair dalam lagu pop…
karena wanita ingin dimengerti. Itu saja.
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....