Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Seorang anak laki-laki kecil tanpa
sengaja merusakkan raket milik ayahnya. Karena takut, ia menyembunyikan
raket itu di bawah tempat tidur dalam kamarnya.
Setiap kali
ayahnya memasuki kamar, hatinya ketakutan. Ia sengaja duduk di atas
tempat tidur, khawatir sang ayah mengangkat tempat tidur kemudian
menemukan raket yang ia rusakkan.
Karena itulah ia selalu berusaha memindahkan raket yang ia rusakkan ke
tempat lain sesering mungkin, dengan harapan sang ayah tidak akan dapat
menemukannya.
Sejauh ini semuanya selalu bisa diatasi dengan
baik. Kesalahannya tetap tertutup rapat-rapat di depan ayahnya. Namun,
selama itu pula hatinya tidak tenang. Setiap saat rasa bersalah muncul
dan menghakiminya. Kemana pun ia pergi, hatinya selalu tertuju kepada
raket sang ayah yang pernah ia rusakkan.
Semakin sering ia memindahkan raket yang ia rusakkan, ia
semakin gelisah, karena itu berarti semakin sedikit tempat yang memungkinkan ia menyembunyikan raket rusak itu.
Dalam ketertekanannya, akhirnya ia mengambil raket rusak itu,
membawanya di tangan kanannya, kemudian mendatangi ayahnya dengan takut.
Setelah berada di depan ayahnya, ia pun berkata sambil menunjukkan
raket rusaknya, "ayah, maafkan aku karena telah merusakkan raket ayah,
aku siap untuk dihukum."
Mendengar pengakuan anaknya, sang ayah
membungkuk dan berkata, "nak, ayah sudah tahu semua itu dari minggu
lalu, ayah hanya menunggu kamu mempunyai keberanian untuk mengakuinya.
Sekarang ayah hendak berkata kepadamu bahwa ayah memaafkanmu."
Kalimat terakhir dari sang ayah benar-benar membuat sang anak lega dan merasa bebas.
... Mengakui kesalahan adalah awal dari sebuah perbuatan besar, dan
mempertanggungjawabkan kesalahan adalah langkah menuju kebahagiaan ...
Wallahu a'lam bishshawab, ..
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...