NIKMATNYA PACARAN SETELAH MENIKAH



Baiklah, ini adalah buku ke-14 yang saya baca. Judulnya "Nikmatnya Pacaran setelah pernikahan" karya Ust. Salim A. Fillah. Judul yang nampaknya banyak ditentang oleh remaja saat ini dengan dalih kalo ga kenalan sekarang gimana mau lanjut ke pernikahan, dan segudang alasan lainnya.

Ada ungkapan yang bagus, baru saja saya baca semalam dari twitter nya guru saya, Kang Yusuf. Ini yang beliau bilang dalam twitter nya  #cinta :

"kalau kamu pacaran ganti ganti. berapa banyak bekas #cinta yg kamu mau tinggalkan. kasian perempuan yg pernah kamu bilang "cinta" itu"



"jomblo itu bukan nasib buruk. justru jomblo itu mulia. membuat kamu terjaga dari kesempatan mengkhianati #cinta"


"tiada kehinaan buat seorang jomblo, justru itu mrupakan kemuliaan.krn kamu akan menemui pasangan stlh menikah dlm keadaan tanpa bekas #cinta"


Melalui buku ini, Salim A. Fillah coba menjelaskan lebih dalam mengenai hakikat dari cinta, dan bagaimana seharusnya cinta itu diolah dibesarkan sesuai dengan porsi nya. 


Beliau memaparkan bahwa cintanya kita pada apa yang ada didunia ini, baik keluarga, orang yang dicinta, harta, kedudukan, itu tidaklah boleh melebihi cintanya kita pada Sang Pencipta, Allah SWT.

Bukankah Allah lebih dekat daripada urat leher kita ?! Maka ketika hati ini mulai melenceng dari garis cinta kita pada Allah, maka bersegeralah pegang urat leher kita dan rasakan keberadaan Allah disana. Bukan kah ia ada disana saat kita senang dan duka? 



Ketahuilah bahwa Allah lebih pencemburu ketimbang kita manusia ! Karenanya jika kita berbuat sesuatu bukan karena-Nya melainkan karena makhluk yang sebenarnya adalah ciptaan-Nya, maka sudah barang tentu Allah sangat murka pada kita.


"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Padahal, orang-orang yang beriman amat sangat cintanya pada Allah.."
(QS. Al-Baqarah : 165)


Kaitan nya dengan judul buku ini, Saya dan kita semua harus lah sadar bahwa jodoh adalah ketentuan Allah. Ada aturan dan tatakrama yang sudah digariskan dan dicontohkan oleh Rasulullah mengenai hal ini.

Bagi seorang mukmin alangkah baiknya bagi kita untuk belajar dari ahli puasa jika belum sampai waktunya. Dan ketahuilah ada dua kenikmatan dan kebahagiaan bagi seorang yang berpuasa, yaitu saat ia berbuka dan pada saat Allah menyapa lembut memberikan pahala.



Inilah puasa panjang syahwat seorang mukmin, kekuatan ada pada menahan. Dan rasa nikmat itu terasa, di waktu buka yang penuh kejutan. 


Pesan Ust. Salim A. Fillah :

Coba saja,

Kalau Allah yang menghalalkan
Setitis cicipan surga
Kan menjadi shadaqah berpahala


Hei, karena saya pun masih belajar..mari ingat ingat pesan cinta dari Allah ini :

"Wanita-wanita yang kotor adalah untuk lelaki yang kotor dan lelaki yang kotor untuk perempuan yang kotor. 



Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik" 
(QS. An-Nur : 26)


"Wanita dinikahi karena empat hal; sebab hartanya, kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah yang beragama agar barakah kedua tanganmu"
(HR. Muslim)



Jadi, marilah kita perbaiki diri kita sendiri, kemudian menjadi yang terbaik sebagai insan, maka kita insyaAllah akan dipantaskan oleh Allah pada pasangan yang sudah menjadi ketetapan-Nya. Amin