Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Namaku Lely. Berjilbab. Ibu rumah
tangga dengan satu anak. Umur 26 thn tapi banyak yang bilang aku masih
seperti gadis.
Di sela-sela kesibukanku bekerja di konveksi,
aku coba buka BB baru pemberian suamiku. Tak lupa ku coba buka akun
facebookku. Kangen rasanya seru-seruan dengan teman-teman SMA dulu.
Dari fb, ku mengenal laki-laki. Pemuda yang sukses dengan perdagangan dan pendidikannya.
Awalnya kami cuma saling like status lama kelamaan beralih saling
berkirim pesan. Dalam pesan-pesan yang singkat kami pun saling rinci
keadaan. Meski dia tahu aku istri dan ibu dari anak 4thn, dia tetap
manis menanggapinya.
Dari situ, kami teruskan kirim pesan dengan saling berikan pin BB. Kirim foto dan berujung pada janjian adakan pertemuan.
Aku benar-benar khilaf dan terbuai suasana. Dia memang lebih ganteng
dari suamiku dan tak segan-segan memberikan sepatu, seragam sekolah,
seragam olah raga dan tas mahal untuk anakku. Bayangkan untuk membeli
barang tsb dia rela merogoh ATM nya. Aku begitu terharu.
Itulah
awal pertemuanku. Hari berikut koment-komentny a mulai sedikit genit
dan nakal. Dan anehnya aku makin terhibur dengan inbok-inbok nakalnya.
Mulailah setan merayapiku. Aku tak segan-segan memberi foto telanjang
dada permintaannya.
Malam-malam yang ada penuh bunga-bunga
bangkai bertebaran. Invite BB, FB dan mention twitter begitu berani,
vulgar dan menantang birahi. Aku gak menyangka, meski sudah beranak satu
tapi masih ada perjaka yang menyukai.
Belum lagi, di profilnya dia merupakan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di jogjakarta.
Minggu itu, di pertemuan kedua, kami sudah langsung cek in hotel di
kotaku jakarta. Sebulan dia di jakarta membuat kami sering adakan
pertemuan hingga sampai pertemuan ke delapan.
3 bulan berlalu,
aku mulai hamil. Aku merasa biasa saja. Tapi kedua orang tuaku bingung
dan mempermasalahka n. Pasalnya, sudah setahun suamiku kerja di
pengeboran lepas pantai luar jawa. Dan sudah barang tentu tak pernah
setahun ini menyentuhku.
Aku tetap bilang pada mereka, bahwa
ini adalah janin suamiku. Tapi kedua orang tuaku tetap menuduhku
melakukan serong. Akhirnya, suamiku pun dituntut pulang.
Tanpa
basa-basi, suamiku pun cek BB dan FB ku. Aku demikian bingung dan panik.
Masih ada pesan-pesan nakal ku di situ. Aku menangis sejadi-jadinya.
Menyembah-nyembah, bertekuk lutut di hadapan suami dan kedua orang tua
kandungku.
"Menantuku, cepat ceraikan dia, biarlah aku
kehilangan anak gadis dari pada kehilangan menantu dan cucu sebaik
kamu." kata ibuku
"Dan kamu..!" ibu menudingku dengan mata
berair. "Pergilah kemana kau mau, sekarang juga. Dan jangan pernah kau
tampakkan wajah menjijikkanmu di hadapanku dan keluargaku."
Aku
keluar rumah dengan tangisan anakku. Bahkan untuk memelukpun aku tak
diizinkan. Ku coba minta pertanggung jawaban dari lelaki itu, namun BB
FB nya sudah tak aktif lagi. Ku beranikan diri datang ke jogja kampus
dimana dia kuliah. Di KABAG kemahasiswaan, ternyata tak menemukan nama
yang ku maksud.
Aku tunjukkan foto wajahnya, dan ternyata tiada
ditemui wajah yang seperti itu. Aku menangis sejadi-jadinya.
Kandunganku sudah hampir 6 bulan. Uang sangu pun menipis. Tak tahu
kemana arah diuntung. Tak tahu Kemana nasib akan menuntun. BB dan FB
benar-benar memporak porandakan rumah tanggaku.
# ibu-ibu,
bapak-bapak dan sahabat-sahabatku yang baik, gunakan BB FB sesuai
kebutuhan dan kemanfaatannya, bila tak ada manfaaatnya dan malah
menjerumuskan kita kedalam kemaksiatan, maka demi keutuhan dan
kebahagiaan rumah tangga, tinggalkanlah FB, chating dan invite BB.
Silahkan share demi kebahagiaan rumah tangga orang-orang terdekat kita.
Wallahu a'lam bishshawab, ..