Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...
Bagaimana ya Pak, dagangan saya sepi.
Belum bisa bayaran sekolah, seorang perempuan wali murid beberapa hari
lalu mengadu ke Daru Sulistyo, Kepala Sekolah Sekolah Menengah kejuruan
(SMK) BPS&K Bekasi, Jawa Barat.
Sudah tiga bulan terakhir anaknya nunggak bayaran, hingga ia menghadap kepala sekolah untuk
minta keringanan. Ya, sudah, Ibu usaha dulu, saya kasih tahu caranya,
kata Daru sambil menyodorkan sebuah buku bersampul merah maron berjudul
Dahsyatnya Sedekah.
Ibu baca kisah-kisah di buku ini, lalu
coba ikuti, insya Allah nanti dapat jalan keluar. Tapi nanti kalau sudah
selesai kembalikan lagi bukunya ya, soalnya ini pemberian adik saya,
tutur Daru, warga Perumahan PAM Jatibening
. Meski tampak ragu, perempuan tersebut menurut. Baik Pak, nanti saya coba. Terima kasih, katanya lantas berpamitan
. Dua pekan kemudian, si ibu datang lagi ke ruangan Kepsek SMK
BPS&K Bekasi. Kali ini, wajahnya sumringah, tidak kusut seperti
dulu. Begitu duduk di hadapan Daru Sulistyo, ia langsung bercerita
heboh.
Alhamdulillah, Pak, bener. Dagangan saya laris sejak
saya ikuti cerita di buku Bapak. Setiap dagang, biarpun sedikit, saya
sisihkan hasilnya untuk sedekah. Nih, saya mau bayar sekolah anak saya,
kata si ibu dengan lagak gaya.
Alhamdulillah, saya turut
senang, Bu. Semoga Ibu tetap rajin bersedekah sehingga usahanya maju
lancar, ucap Daru sambil tersenyum. Ia turut bahagia, bisa membahagiakan
keluarga muridnya yang tadinya kesusahan.
Daru sendiri juga
sudah membuktikan buku Dahsyatnya Sedekah terbitan PPPA Daarul Quran
yang sudah tamat dibacanya. Ketika Reza Arfirstyo, anak pertamanya,
diterima di SMA XVI Bekasi yang termasuk sekolah unggul, Daru berjanji
kalau ada rejeki akan membelikannya sepeda motor Revo buat sekolah.
Ketika ada uang buat membayar DP (uang muka) Revo kreditan, Reza justru
lebih perlu untuk membayar kursus bimbingan belajar. Gagal lah rencana
mengambil motor kredit. Teringat pada kisah dalam Dahsyatnya Sedekah,
Daru berunding dengan istrinya, Farida Ariawati, untuk menyedekahkan
motor lama yang biasa mereka pakai.
Keponakan kita yang yatim,
butuh motor untuk tranportasi sekolah. Bagaimana kalau motor kita
sedekahkan buat dia, kata Daru, yang disetujui sang istri.
Tak
terlukiskan bahagianya keponakan, mendapat motor matic yang sesuai
dengan impiannya. Apalagi motor itu masih terawat apik, meskipun usianya
sudah cukup lama.
Tak sampai sebulan kemudian, Daru mendapat
telepon dari petugas Bank DKI. Selamat ya Pak, nomor tabungan Bapak
menang undian berhadiah sepeda motor. Silakan besok datang ke kantor
kami, kata si penelepon sambil memberikan alamat kantor cabang bank dan
person yang harus ditemui di sana.
Untuk make sure, Daru
rembugan dengan istrinya. Kalau dia menyuruh datang dan menemui
seseorang, kayaknya benar, Yah. Tapi kalau dia minta transfer uang ini
itu, nah baru penipuan, kata Ny Farida kepada suaminya.
Esoknya, Daru datang ke kantor bank DKI dan menemui orang dimaksud.
Ternyata benar, Daru memang mendapat hadiah sebuah sepeda motor.
Padahal, tabungan saya tidak banyak-banyak amat, katanya senang
sekaligus heran
. Dan yang membuat Daru sekeluarga sangat
surprised, motor hadiah yang mereka terima ternyata Honda Revo. Persis
seperti yang diinginkan Reza. Subhanallah, Alhamdulillah, sedekah memang
tidak akan kemana-mana. Pasti balik ke kita lagi dengan yang lebih
baik, Daru berucap syukur. (aya hasna)
Subhanallah ... Allahu Akbar ..!! ..
Wallahu’alam bishshawab
by mas wid