Bismillahir-Rah maanir-Rahim
Saat suamimu berbuat kesalahan, dan
itu menyakitimu, dengan sangat, menangislah, jika itu bisa melegakanmu.
Jangan paksakan dirimu untuk tetap terlihat tegar, karena kau hanyalah
manusia yang juga punya rasa kecewa, marah dan berhak protes atas sikap
beliau. Maka biarkan air mata jatuh untuk kelegaan hatimu.
Namun...
Rapuhnya
batinmu saat itu sebagai seorang perempuan, jangan sampai menghilangkan
ingatanmu, bahwa dalam keadaan sedih dan sekalipun, kau harus tetap
mengingat Allah.
Kau memang marah, kau kecewa terhadap beliau,
tapi jangan kau menyimpannya terlalu lama sehingga Allah menilaimu
sebagai istri yang pendendam dan pemarah. Bayangkan ketika kau mendapat
julukan itu dari manusia, betapa keberatannya dirimu. Apalagi jika Allah
yang memberikannya untukmu karena sudah tidak adanya kesabaran dari
hatimu. Maka memang jika tidak bisa kau hentikan tangismu, tapi
kendalikan hatimu untuk segera memaafkannya.
Beruntunglah
karena beliau yang berbuat kesalahan dan bukan dirimu, karena itu adalah
kesempatan untukmu, untuk menyadarkan beliau, bahwa kau adalah seorang
yang dapat belajar untuk membahagiakannya, walaupun dalam keadaan kau
kecewa dan beliau telah salah kepadamu sekalipun.
Rendahkan
suaramu saat menyampaikan materi protesmu kepadanya. Sampaikan dengan
kata- kata yang halus, dan memasang senyum terbaikmu. Maka yakinlah
bahwa beliau akan mengerti, betapa kau belajar santun kepadanya, bahkan
ketika akal sehat sudah mulai hilang karena kekecewaanmu. Tapi kau tidak
mau membiarkan hatimu dikuasai oleh rasa. Rasa amarah dan dendam hanya
akan membakar kasih sayang yang ada di hati beliau. Dan ingatlah tentang
satu hal bahwa cara terbaik menghukum orang yang telah menyakitimu,
adalah berbuat santun dan baik kepadanya.
...Dan ingatlah
tentang satu hal bahwa cara terbaik menghukum orang yang telah
menyakitimu, adalah berbuat santun dan baik kepadanya...
Jika
kau bersabar dalam kemarahan karena kesalahan suamimu, maka lihatlah
betapa bidadari akan begitu cemburu kepadamu. Lihatlah betapa suamimu
akan senantiasa ridho untuk dirimu. Begitu bahagianya dia karena
memiliki pasangan jiwa yang terlalu luas hatinya untuk dia sakiti lagi.
Dan begitu menyesalnya dia karena telah dengan ceroboh dan khilaf
menyakiti seseorang yang sangat perduli terhadapnya.
Ingatlah,
bahwa setan selalu merasuki jalan darahmu, maka segera sebutlah nama
Allah. Dan sadarilah bahwa suamimu pun hanya manusia, seperti halnya
dirimu. Mungkin saat ini beliau yang bersalah, tapi siapa yang bisa
menjamin bahwa suatu hari kaulah yang melakukan kesalahan?. Dan ketika
kau pada posisi bersalah, bukankah kau juga menginginkan untuk
dimaafkan, diingatkan dengan cara kasih sayang, dan dirangkul kembali
oleh suamimu?. Maka mengapa kau harus menunggu beliau berbuat seperti
itu, mulailah dengan mencontohkan kepadanya. Maka dia akan mengerti
betapa sayang istrinya ini kepadanya, bahkan lebih dari cara beliau
menyayangi dirinya sendiri.
Apakah kau percaya bahwa Allah
selalu melihatmu?. Dan apakah kau akan rela bahwa Allah akan menilaimu
sebagai istri yang hanya sampai disitu kesabarannya, saat kau dengan
mudah mengumbar amarah dan kesedihan hatimu. Ya, kau memang berhak
kecewa, karena suamimu memang bersalah. Namun itulah skenario cantik
Allah agar kau sadar, dan agar suamimu tahu seberapa jauh kualitas
dirimu dalam bersabar dan memaafkan. Maka buktikanlah. Buktikan yang
terbaik yang kau bisa.
Subhanallah, betapa cantik dirimu saat
memaafkan. Bahkan Allahpun ridho kepadamu. Allah bangga terhadapmu,
hambanya yang sabar dan begitu luas hatinya. Allah bangga terhadap hamba
wanitanya yang berhias dengan sifat- sifat yang mulia. Ingatlah, Beliau
tidak akan berada disismu selamanya. Semoga saat beliau mengusung tandu
kerandamu nanti, suamimu itu akan senantiasa mengingatmu sebagai
seorang istri yang begitu sangat pengertian, pemaaf, dan penyabar atas
dirinya. Semoga
Wallahu’alam bishshawab, ..
by mas wid